03. A Long Night
Warning|1k+words|implied/referenced drug use| Hurt/Comfort| Ryomen Sukuna is kinda jerk|
A Long Night
Entah sudah berapa gelas kopi yang diminum Sukuna malam ini, Sukuna memang bodoh dia yang pada dasarnya sedang stress malah minum kopi yang jelas-jelas didalamnya terkandung kafein yang bisa membuat orang gelisah.
Mari kita kulik alasan Ryomen Sukuna menjadi stress seperti sekarang. Tadi sore dia pergi ke toko buku untuk melihat-lihat buku terbaru yang terbit dan sekaligus mengecek buku-bukunya.
Kini dia berdiri didepan rak khusus buku best seller dua bukunya terpampang rapi diantara beberapa buku dari penulis lain. Bukannya senang melihat bukunya yang masih terpampang di jejeran buku best seller walaupun sudah terbit beberapa tahun lalu tapi dia semakin terbebani karena itu tandanya pembacanya masih menunggu karyanya selanjutnya. Sejujurnya Sukuna bisa tenang jika melihat bukunya di jejeran rak buku biasa tapi ini malah kebalikannya, Ryo Dent merasa bersalah kepada pembaca yang menantinya karena belum bisa memikirkan tentang apa karya berikutnya.
Yang tadi adalah alasan pertama Sukuna stress.
Alasan kedua, setelah terbebani dengan perasaan bersalah karena takut dia tidak akan bisa memenuhi ekspektasi para pembacanya yang jelas-jelas menunggu karya terbarunya dia mencoba menenangkan pikiran dengan pergi café untuk membeli kopi keduanya setelah kopi pertama yang dia minum pagi tadi.
Dia belum makan siang karena rasanya sulit untuk menelan makanan disaat seperti ini. Jadi saat ini Sukuna meminum kopi keduanya ditengah stress dan dalam kondisi belum makan sama sekali, tapi kopi keduanya ini sama sekali bukan alasan kedua Sukuna menjadi stress tapi alasan sebenarnya adalah dia melihat 'dia' ah lebih tepatnya 'mereka'.
Tampak seorang pemuda manis bersama dengan seorang pemuda yang lebih tinggi dari si pemuda manis itu sedang saling menatap kemudian tertawa bersama, mereka ibarat dua tokoh utama cerita yang akhirnya hidup bahagia bersama, disamping paras si pemuda manis yang menarik perhatian, pemuda satunya juga tidak kalah karena sedari tadi para remaja putri yang baru saja pulang dari sekolah karena ekskul menatapnya kagum.
"emm kakak ini kak Hide bukan? Hideyoshi atlet renang?"
Pemuda tinggi itu tersenyum mendengar pertanyaan remaja putri itu. "iya, kenapa?"
"boleh minta tanda tangan?" Remaja itu menyodorkan buku tulisnya dan sebuah pulpen ke pemuda yang bernama Hideyoshi itu.
"emm aku fans sama Kak Hide dan berkat kak Hide aku juga lagi ngejar beasiswa atletik di universitas nanti.."
"kalau begitu kamu harus semangat karena butuh perjuangan yang panjang" Hide menyodorkan kembali buku tulis yang sudah dia tanda tangani ke remaja itu.
"terima kasih kak Hide aku juga bakalan berusaha seperti kak Hide..."
Setelah itu Hide dan pemuda manis itupun melanjutkan jalan mereka. Sekali lagi seakan menjadi sepasang tokoh utama.
Sukuna?
ah dia sedang memperhatikan keduanya dari dibelakang karena saat itu posisi Sukuna berada dua meter dibelakang kedua orang itu.
Kopi keduanya habis.
Setelah sampai di apartemennya Sukuna langsung menjatuhkan tubuhnya di kasur yah dia ingin tidur dan melupakan semua kejadian menjengkelkan hari ini.
Jam 22:00
Sukuna terbangun memegang kepalanya yang pusing, tubuhnya lemas dikarenakan perutnya belum terisi sama sekali. Tapi bodohnya bukannya malah makan dia lebih memilih membuat kopi.
Kopi ketiganya
Dengan segelas kopi dia membuka laptopnya dan mencoba berfikir tentang cerita apa yang akan dia tulis.
Tigapuluh menit berlalu jari-jarinya sama sekali belum menari menyentuh keyboard.
Maka dari itu dia membuat kopi keempatnya.
Jam 01:10
Pikiran Sukuna mulai kacau dan tidak menentu dia merasa ingin mual tapi tidak ada yang keluar, dia lemah dan lapar. Dengan terhuyung-huyung sambil memegangi perutnya dia mengambil ponselnya membuka inbox message tak sengaja melihat profil picture Megumi dan entah dia kesurupan atau bagaimana Sukuna mengirim pesan ke Megumi.
"Megumi, udah tidur?"
Sementara Megumi yang sudah bersiap untuk tidur di kasurnya, terganggu dengan notifikasi ponselnya.
"Kak Satoru susah amat dibilangin" gumamnya sambil mencabut kabel charger dari ponselnya.
Megumi tiba-tiba berdiri. Bisa dibayangkan posisinya sekarang sedang berdiri diatas kasurnya.
"KAK SUKUNA!?"
Rasa kantuknya tiba-tiba hilang karena notifikasi menyebalkan tadi, tapi itu bukan dari Satoru melainkan Sukuna.
Megumi menggigit bibirnya ada apa gerangan Sukuna mengirimnya pesan seperti ini. Ini sudah malam.
Megumi dan Sukuna sekarang memang jarang bertemu dikarenakan Megumi yang setelah pulang dari kampus biasanya langsung tidur atau pergi ke kosan Yuuji buat menginap ataupun mengerjakan tugasnya. Seperti tadi setelah sampai di apartemennya pada sore hari walaupun sedang lelah dia berinisiatif membersihkan apartemennya dan setelah makan malam dia mengerjakan tugasnya sampai jam 12:00 dan membaca buku sampai jam 01:00 lalu dia sudah bersiap untuk tidur setelah hari melelahkannya tapi, pesan dari Sukuna membuatnya langsung tidak mengantuk.
Bohong kalau dia bilang tidak rindu pada Sukuna. Panggil dia bucin, bodoh atau apapun sebutannya karena sudah merindukan orang yang belum lama dia kenal.
'iya kau cantik...'
Bayangan terlintas dipikirannya si cantik itu tadi dia lihat sedang menikmati waktu dengan bahagia dengan orang lain, sementara dirinya kacau dengan bergelas-gelas kopi. Kepala Sukuna berdenyut denyut mungkin inilah efek kopi yang sedari tadi dia minum
'Aku menyukaimu tolong jadi pacarku...'
'Hmm Aku juga menyukaimu....
-Sukuna'
"Megumi..."
Sukuna dengan tiba-tiba menindih Megumi.
"Kak Sukuna!?"
Megumi menatap mata Sukuna yang seperti sedang berkabut, mata itu terlihat sangat sedih. Megumi membelai pipi Sukuna dia tidak tahu apa yang dirasakan pria ini, tapi untuk saat ini tuhan izinkan dia menghapus kabut kesedihan itu dari matanya.
"Kak Sukuna aku menyukaimu..."
'Hmm Aku juga menyukaimu Sukuna.."
Note :
A Long Night
Entah sudah berapa gelas kopi yang diminum Sukuna malam ini, Sukuna memang bodoh dia yang pada dasarnya sedang stress malah minum kopi yang jelas-jelas didalamnya terkandung kafein yang bisa membuat orang gelisah.
Mari kita kulik alasan Ryomen Sukuna menjadi stress seperti sekarang. Tadi sore dia pergi ke toko buku untuk melihat-lihat buku terbaru yang terbit dan sekaligus mengecek buku-bukunya.
Kini dia berdiri didepan rak khusus buku best seller dua bukunya terpampang rapi diantara beberapa buku dari penulis lain. Bukannya senang melihat bukunya yang masih terpampang di jejeran buku best seller walaupun sudah terbit beberapa tahun lalu tapi dia semakin terbebani karena itu tandanya pembacanya masih menunggu karyanya selanjutnya. Sejujurnya Sukuna bisa tenang jika melihat bukunya di jejeran rak buku biasa tapi ini malah kebalikannya, Ryo Dent merasa bersalah kepada pembaca yang menantinya karena belum bisa memikirkan tentang apa karya berikutnya.
Yang tadi adalah alasan pertama Sukuna stress.
Alasan kedua, setelah terbebani dengan perasaan bersalah karena takut dia tidak akan bisa memenuhi ekspektasi para pembacanya yang jelas-jelas menunggu karya terbarunya dia mencoba menenangkan pikiran dengan pergi café untuk membeli kopi keduanya setelah kopi pertama yang dia minum pagi tadi.
Dia belum makan siang karena rasanya sulit untuk menelan makanan disaat seperti ini. Jadi saat ini Sukuna meminum kopi keduanya ditengah stress dan dalam kondisi belum makan sama sekali, tapi kopi keduanya ini sama sekali bukan alasan kedua Sukuna menjadi stress tapi alasan sebenarnya adalah dia melihat 'dia' ah lebih tepatnya 'mereka'.
Tampak seorang pemuda manis bersama dengan seorang pemuda yang lebih tinggi dari si pemuda manis itu sedang saling menatap kemudian tertawa bersama, mereka ibarat dua tokoh utama cerita yang akhirnya hidup bahagia bersama, disamping paras si pemuda manis yang menarik perhatian, pemuda satunya juga tidak kalah karena sedari tadi para remaja putri yang baru saja pulang dari sekolah karena ekskul menatapnya kagum.
"emm kakak ini kak Hide bukan? Hideyoshi atlet renang?"
Pemuda tinggi itu tersenyum mendengar pertanyaan remaja putri itu. "iya, kenapa?"
"boleh minta tanda tangan?" Remaja itu menyodorkan buku tulisnya dan sebuah pulpen ke pemuda yang bernama Hideyoshi itu.
"emm aku fans sama Kak Hide dan berkat kak Hide aku juga lagi ngejar beasiswa atletik di universitas nanti.."
"kalau begitu kamu harus semangat karena butuh perjuangan yang panjang" Hide menyodorkan kembali buku tulis yang sudah dia tanda tangani ke remaja itu.
"terima kasih kak Hide aku juga bakalan berusaha seperti kak Hide..."
Setelah itu Hide dan pemuda manis itupun melanjutkan jalan mereka. Sekali lagi seakan menjadi sepasang tokoh utama.
Sukuna?
ah dia sedang memperhatikan keduanya dari dibelakang karena saat itu posisi Sukuna berada dua meter dibelakang kedua orang itu.
Kopi keduanya habis.
Setelah sampai di apartemennya Sukuna langsung menjatuhkan tubuhnya di kasur yah dia ingin tidur dan melupakan semua kejadian menjengkelkan hari ini.
Jam 22:00
Sukuna terbangun memegang kepalanya yang pusing, tubuhnya lemas dikarenakan perutnya belum terisi sama sekali. Tapi bodohnya bukannya malah makan dia lebih memilih membuat kopi.
Kopi ketiganya
Dengan segelas kopi dia membuka laptopnya dan mencoba berfikir tentang cerita apa yang akan dia tulis.
Tigapuluh menit berlalu jari-jarinya sama sekali belum menari menyentuh keyboard.
Kopi ketiganya habis.
Pikiran terliar Sukuna saat ini adalah ingin menginjeksikan dirinya dengan kokain untuk merangsang pikirannya seperti yang dilakukan Sherlock Holmes. Tapi tentu saja itu cuman ada dipikirannya tak mampu dia realisasikan. Sukuna cukup pintar untuk mengetahui konsekuensinya.
Pikiran terliar Sukuna saat ini adalah ingin menginjeksikan dirinya dengan kokain untuk merangsang pikirannya seperti yang dilakukan Sherlock Holmes. Tapi tentu saja itu cuman ada dipikirannya tak mampu dia realisasikan. Sukuna cukup pintar untuk mengetahui konsekuensinya.
Maka dari itu dia membuat kopi keempatnya.
Jam 01:10
Pikiran Sukuna mulai kacau dan tidak menentu dia merasa ingin mual tapi tidak ada yang keluar, dia lemah dan lapar. Dengan terhuyung-huyung sambil memegangi perutnya dia mengambil ponselnya membuka inbox message tak sengaja melihat profil picture Megumi dan entah dia kesurupan atau bagaimana Sukuna mengirim pesan ke Megumi.
"Megumi, udah tidur?"
Sementara Megumi yang sudah bersiap untuk tidur di kasurnya, terganggu dengan notifikasi ponselnya.
"Kak Satoru susah amat dibilangin" gumamnya sambil mencabut kabel charger dari ponselnya.
Megumi tiba-tiba berdiri. Bisa dibayangkan posisinya sekarang sedang berdiri diatas kasurnya.
"KAK SUKUNA!?"
Rasa kantuknya tiba-tiba hilang karena notifikasi menyebalkan tadi, tapi itu bukan dari Satoru melainkan Sukuna.
Megumi menggigit bibirnya ada apa gerangan Sukuna mengirimnya pesan seperti ini. Ini sudah malam.
Megumi dan Sukuna sekarang memang jarang bertemu dikarenakan Megumi yang setelah pulang dari kampus biasanya langsung tidur atau pergi ke kosan Yuuji buat menginap ataupun mengerjakan tugasnya. Seperti tadi setelah sampai di apartemennya pada sore hari walaupun sedang lelah dia berinisiatif membersihkan apartemennya dan setelah makan malam dia mengerjakan tugasnya sampai jam 12:00 dan membaca buku sampai jam 01:00 lalu dia sudah bersiap untuk tidur setelah hari melelahkannya tapi, pesan dari Sukuna membuatnya langsung tidak mengantuk.
Bohong kalau dia bilang tidak rindu pada Sukuna. Panggil dia bucin, bodoh atau apapun sebutannya karena sudah merindukan orang yang belum lama dia kenal.
Kali ini lagi-lagi Eros melakukan pekerjaannya dengan baik.
Setelah tiba-tiba berdiri Megumi tiba-tiba lagi duduk dikasurnya "eh Kak Sukuna mau kesini" Megumi melihat pakaiannya dia memakai pajama imut yang dibelikan ayahnya. Megumi kemudian buru-buru mengirim pesan untuk menunggu selama 3 menit ke Sukuna karena dia mau mengganti pajamanya.
Tapi sialnya Sukuna sudah ada didepan pintu.
Megumi pasrah dia tidak bisa membuat Sukuna menunggu walaupun itu cuman tiga menit. Dia melangkah ke arah pintu untuk membukakan pintu untuk Sukuna.
"bodo amat" ucapnya sebagai penyemangat untuk dirinya sendiri.
Megumi membuka pintu terlihat Sukuna yang acak acakan.
"maaf ganggu waktu tidur kamu..."
"eh.. gapapa kak, silahkan masuk"
Megumi mempersilahkan Sukuna masuk. Sukuna melewati Megumi dan berjalan menuju karpet bulu untuk duduk.
"maaf kak, aku belum beli kursi.." Ucap Megumi merasa bersalah, sampai sekarang yang mengunjungi apartemennya cuman Yuuji dan Nobara dan mereka berdua biasanya juga lesehan di karpet atau tiduran dikasurnya.
Setelah tiba-tiba berdiri Megumi tiba-tiba lagi duduk dikasurnya "eh Kak Sukuna mau kesini" Megumi melihat pakaiannya dia memakai pajama imut yang dibelikan ayahnya. Megumi kemudian buru-buru mengirim pesan untuk menunggu selama 3 menit ke Sukuna karena dia mau mengganti pajamanya.
Tapi sialnya Sukuna sudah ada didepan pintu.
Megumi pasrah dia tidak bisa membuat Sukuna menunggu walaupun itu cuman tiga menit. Dia melangkah ke arah pintu untuk membukakan pintu untuk Sukuna.
"bodo amat" ucapnya sebagai penyemangat untuk dirinya sendiri.
Megumi membuka pintu terlihat Sukuna yang acak acakan.
"maaf ganggu waktu tidur kamu..."
"eh.. gapapa kak, silahkan masuk"
Megumi mempersilahkan Sukuna masuk. Sukuna melewati Megumi dan berjalan menuju karpet bulu untuk duduk.
"maaf kak, aku belum beli kursi.." Ucap Megumi merasa bersalah, sampai sekarang yang mengunjungi apartemennya cuman Yuuji dan Nobara dan mereka berdua biasanya juga lesehan di karpet atau tiduran dikasurnya.
Mana bisa Megumi menyuruh Sukuna duduk dikasurnya, Memikirkan hal itu pipi Megumi memerah tiba-tiba.
"gak papa lagian lebih nyantai kalo lesehan kayak gini.." Sukuna tersenyum.
"ok.. emm kakak udah makan?" Megumi menganggap pertanyaan ini adalah pertanyaan konyol untuk ditanyakan pada jam seperti ini tapi dia tidak terlalu tahu untuk berbasa-basi kamus basa-basinya hanya sekedar sudah makan atau tidak.
"gak papa lagian lebih nyantai kalo lesehan kayak gini.." Sukuna tersenyum.
"ok.. emm kakak udah makan?" Megumi menganggap pertanyaan ini adalah pertanyaan konyol untuk ditanyakan pada jam seperti ini tapi dia tidak terlalu tahu untuk berbasa-basi kamus basa-basinya hanya sekedar sudah makan atau tidak.
'tentu aja kak Sukuna udah mak-..'
"belum..."
"eh, kenapa kak Sukuna belum makan sekarang udah tengah malem"
"hmm males masak.." Sukuna merasa sangat bodoh harusnya dia menjawab iya saja tadi, sekarang Megumi terlihat khawatir, tapi entah mengapa ada euforia kecil melihat Megumi mengkhawatirkannya. Maka dari itu dia menambahkan "dari tadi siang belum makan.."
"Kak Sukuna diem disini, aku bakal masakin kakak"
Sukuna tersenyum, "oke.."
Setelah beberapa menit Megumi menghampiri Sukuna dengan piring berisi nasi putih, telur mata sapi, dan berbagai macam sayuran.
Megumi memang suka makan sayur jadi stok sayurnya tidak pernah dia kosongkan dan beberapa sayur seperti kangkung dan daun bawang dia tanam dan disimpan di balkon apartemennya untuk menghemat pengeluaran.
"silahkan kak, aku banyakin sayurnya soalnya kak Sukuna gak boleh makan yang berat berat dulu karena perut kakak sekarang lagi kosong takutnya nanti kakak kembung.."
"gapapa ini udah cukup kok"
Sukuna kemudian memakan masakan Megumi yang sedari tadi mengeluarkan bau harum.
Megumi melihat Sukuna memakan masakannya kini sadar. 'eh apenih gue masakin kak Sukuna!?' . Karena tadi merasa sangat khawatir sekarang dia baru sadar apa yang dilakukannya, 'kak Sukuna makan masakan gue..' Megumi menutupi wajahnya yang memerah.
"Megumi ada apa?"
"eh, nggak kok kak.. emm gimana makanannya enak..?"
"enak, enak banget malah" Sukuna lagi lagi tersenyum.
'pen pingsan anjir' Megumi tambah misuh misuh dalam hati. Ternyata skill memasaknya berguna juga. Setelah bundanya meninggal dia mulai terbiasa untuk memasak sendiri. Ia tidak menyangka hal itu dapat membuatnya segembira ini.
Sukuna telah selesai makan dan sekarang waktu yang tepat buat Megumi bertanya tentang perihal apa Sukuna mengiriminya pesan serta ingin mengunjunginya di malam hari tidak mungkin dia cuman ingin numpang makan.
"Kak Sukuna kenapa?"
Sukuna yang kini pikirannya sudah cukup jernih menatap Megumi "hmm Megumi suka buku genre apa?"
"hah?, emm aku lebih suka genre non fiksi tapi setelah baca buku-bukunya Ryo Dent jadi lebih tertarik sama Science fiction sama fiksi mitologi.."
"hmm kalau Megumi misalnya diberi kesempatan buat nulis buku bakal nulis buku jenis genre apa?" Tanya Sukuna tertarik.
"ahh gampang, aku pengennya nulis buku genre roman" Jawab Megumi bangga.
Sukuna heran tadi genre yang Megumi sebutkan tidak ada romance tapi kenapa Megumi sendiri ingin menulis cerita Romance.
"kenapa milih roman?"
Megumi sendiri sebenarnya memilih genre roman karena hanya itu yang belum dia dapat pahami dia pernah berharap bahwa jika bisa dia ingin kehidupan kuliahnya bergenre roman. Karena semasa sekolah menengah dia cuman sibuk berkelahi yang dimana dia melakukan itu karena merasa kosong setelah bundanya meninggal, dan ayahnya yang sibuk untuk menafkahinya. Dia tidak membenci ayahnya yang sibuk itu dia sangat sayang pada ayahnya karena mereka berdua berada pada posisi yang sama, sama-sama telah ditinggalkan oleh orang yang mereka sayangi.
Sejak dulu Megumi merasa aneh melihat teman-temannya berpacaran dan berkencan saat itu dia sebenarnya juga ingin seperti mereka karena mereka semua terlihat bahagia, dia berpikir jika melakukan hal itu kekosongan hatinya akan terpenuhi namun nampaknya Eros belum melemparkan anak panahnya pada dirinya.
"belum..."
"eh, kenapa kak Sukuna belum makan sekarang udah tengah malem"
"hmm males masak.." Sukuna merasa sangat bodoh harusnya dia menjawab iya saja tadi, sekarang Megumi terlihat khawatir, tapi entah mengapa ada euforia kecil melihat Megumi mengkhawatirkannya. Maka dari itu dia menambahkan "dari tadi siang belum makan.."
"Kak Sukuna diem disini, aku bakal masakin kakak"
Sukuna tersenyum, "oke.."
Setelah beberapa menit Megumi menghampiri Sukuna dengan piring berisi nasi putih, telur mata sapi, dan berbagai macam sayuran.
Megumi memang suka makan sayur jadi stok sayurnya tidak pernah dia kosongkan dan beberapa sayur seperti kangkung dan daun bawang dia tanam dan disimpan di balkon apartemennya untuk menghemat pengeluaran.
"silahkan kak, aku banyakin sayurnya soalnya kak Sukuna gak boleh makan yang berat berat dulu karena perut kakak sekarang lagi kosong takutnya nanti kakak kembung.."
"gapapa ini udah cukup kok"
Sukuna kemudian memakan masakan Megumi yang sedari tadi mengeluarkan bau harum.
Megumi melihat Sukuna memakan masakannya kini sadar. 'eh apenih gue masakin kak Sukuna!?' . Karena tadi merasa sangat khawatir sekarang dia baru sadar apa yang dilakukannya, 'kak Sukuna makan masakan gue..' Megumi menutupi wajahnya yang memerah.
"Megumi ada apa?"
"eh, nggak kok kak.. emm gimana makanannya enak..?"
"enak, enak banget malah" Sukuna lagi lagi tersenyum.
'pen pingsan anjir' Megumi tambah misuh misuh dalam hati. Ternyata skill memasaknya berguna juga. Setelah bundanya meninggal dia mulai terbiasa untuk memasak sendiri. Ia tidak menyangka hal itu dapat membuatnya segembira ini.
Sukuna telah selesai makan dan sekarang waktu yang tepat buat Megumi bertanya tentang perihal apa Sukuna mengiriminya pesan serta ingin mengunjunginya di malam hari tidak mungkin dia cuman ingin numpang makan.
"Kak Sukuna kenapa?"
Sukuna yang kini pikirannya sudah cukup jernih menatap Megumi "hmm Megumi suka buku genre apa?"
"hah?, emm aku lebih suka genre non fiksi tapi setelah baca buku-bukunya Ryo Dent jadi lebih tertarik sama Science fiction sama fiksi mitologi.."
"hmm kalau Megumi misalnya diberi kesempatan buat nulis buku bakal nulis buku jenis genre apa?" Tanya Sukuna tertarik.
"ahh gampang, aku pengennya nulis buku genre roman" Jawab Megumi bangga.
Sukuna heran tadi genre yang Megumi sebutkan tidak ada romance tapi kenapa Megumi sendiri ingin menulis cerita Romance.
"kenapa milih roman?"
Megumi sendiri sebenarnya memilih genre roman karena hanya itu yang belum dia dapat pahami dia pernah berharap bahwa jika bisa dia ingin kehidupan kuliahnya bergenre roman. Karena semasa sekolah menengah dia cuman sibuk berkelahi yang dimana dia melakukan itu karena merasa kosong setelah bundanya meninggal, dan ayahnya yang sibuk untuk menafkahinya. Dia tidak membenci ayahnya yang sibuk itu dia sangat sayang pada ayahnya karena mereka berdua berada pada posisi yang sama, sama-sama telah ditinggalkan oleh orang yang mereka sayangi.
Sejak dulu Megumi merasa aneh melihat teman-temannya berpacaran dan berkencan saat itu dia sebenarnya juga ingin seperti mereka karena mereka semua terlihat bahagia, dia berpikir jika melakukan hal itu kekosongan hatinya akan terpenuhi namun nampaknya Eros belum melemparkan anak panahnya pada dirinya.
Baru ketika dia bertemu Sukuna dia mulai merasakan sesuatu itu, sesuatu yang sangat ingin dia rasakan sejak dulu.
Megumi menatap Sukuna sambil tersenyum lembut, "gak tau, mau aja..."
Setelah dipikir-pikir Sukuna belum pernah menulis cerita Romance. Memang ada sebagian bukunya yang menyiratkan tentang bentuk romantisasi antara dua makhluk hidup tapi dia belum pernah menulis buku yang keseluruhan isinya itu tentang romance.
lama dia berpikir sampai lupa...
"Kak Sukuna?" Megumi memegang tangan Sukuna karena daritadi ia memanggil Sukuna tak kunjung menjawab.
"eh iya?"
"dari tadi aku panggil kak Sukuna gak ada jawaban, ada apa kak?"
"gak papa.."
Megumi tersenyum, "ohh" dia tidak sadar kalo tangannya masih berada diatas tangan Sukuna. "eh maaf kak.." Megumi buru-buru menarik tangannya kembali tapi ditarik kembali oleh Sukuna.
"Megumi.." Sukuna menggenggam tangan Megumi "Halus..."
Megumi tidak tahu harus bilang dan melakukan apa saat ini dia pusing mungkin wajahnya telah memerah sempurna.
"Megumi..." panggil Sukuna lagi.
"I-iya kak?"
Sukuna menatap Megumi, dia masih menautkan jari mereka berdua. Megumi sangat cantik dengan pajama imut yang dia pakai sekarang. Dia sungguh manis.
'Sukuna selalu menyukai hal hal yang cantik..'
Suara itu memenuhi pikiran Sukuna, suara yang sangat ingin dia lupakan.
'Karena Sukuna menyukaiku berarti aku ini cantik kan...?'
Megumi menatap Sukuna sambil tersenyum lembut, "gak tau, mau aja..."
Setelah dipikir-pikir Sukuna belum pernah menulis cerita Romance. Memang ada sebagian bukunya yang menyiratkan tentang bentuk romantisasi antara dua makhluk hidup tapi dia belum pernah menulis buku yang keseluruhan isinya itu tentang romance.
lama dia berpikir sampai lupa...
"Kak Sukuna?" Megumi memegang tangan Sukuna karena daritadi ia memanggil Sukuna tak kunjung menjawab.
"eh iya?"
"dari tadi aku panggil kak Sukuna gak ada jawaban, ada apa kak?"
"gak papa.."
Megumi tersenyum, "ohh" dia tidak sadar kalo tangannya masih berada diatas tangan Sukuna. "eh maaf kak.." Megumi buru-buru menarik tangannya kembali tapi ditarik kembali oleh Sukuna.
"Megumi.." Sukuna menggenggam tangan Megumi "Halus..."
Megumi tidak tahu harus bilang dan melakukan apa saat ini dia pusing mungkin wajahnya telah memerah sempurna.
"Megumi..." panggil Sukuna lagi.
"I-iya kak?"
Sukuna menatap Megumi, dia masih menautkan jari mereka berdua. Megumi sangat cantik dengan pajama imut yang dia pakai sekarang. Dia sungguh manis.
'Sukuna selalu menyukai hal hal yang cantik..'
Suara itu memenuhi pikiran Sukuna, suara yang sangat ingin dia lupakan.
'Karena Sukuna menyukaiku berarti aku ini cantik kan...?'
'iya kau cantik...'
Bayangan terlintas dipikirannya si cantik itu tadi dia lihat sedang menikmati waktu dengan bahagia dengan orang lain, sementara dirinya kacau dengan bergelas-gelas kopi. Kepala Sukuna berdenyut denyut mungkin inilah efek kopi yang sedari tadi dia minum
'Aku menyukaimu tolong jadi pacarku...'
'Hmm Aku juga menyukaimu....
-Sukuna'
"Megumi..."
Sukuna dengan tiba-tiba menindih Megumi.
"Kak Sukuna!?"
Megumi menatap mata Sukuna yang seperti sedang berkabut, mata itu terlihat sangat sedih. Megumi membelai pipi Sukuna dia tidak tahu apa yang dirasakan pria ini, tapi untuk saat ini tuhan izinkan dia menghapus kabut kesedihan itu dari matanya.
"Kak Sukuna aku menyukaimu..."
'Hmm Aku juga menyukaimu Sukuna.."
Note :
Hideyoshi : My OC
Sherlock Holmes : Fictional character dari novel Sir Arthur
Eros/Cupid : God of Love
Comments
Post a Comment