[SKFSH] Chapter 01. New Apartment

New Apartment



Megumi akhirnya diterima di universitas X setelah melalui ujian SBMPTN yang melelahkan, tapi sayang kampusnya ini memiliki jarak yang terbilang jauh dari rumah mau tidak mau dia harus ngekos di sekitar kampusnya. Tapi ada satu masalah, Ayahnya yang posesif bersikeras untuk menyewakannya satu unit apartemen alasannya karena keamanannya lebih terjaga ketimbang ngekos.

"Megumi, Ini udah Ayah sewain apartemen yang bagus deket kampusmu nanti gausah ngekos Ayah gak percaya sama keamanannya.."


Megumi awalnya tidak mau, yah siapa juga mau tinggal di apartemen besar sendirian mending dia ngekos, tapi dia kasian sama Ayahnya yang pastinya akan tidak tenang jika dia tinggal di kos.

Ayahnya Megumi, Fushiguro Toji bisa dibilang Ayah yang posesif, setelah kematian istrinya dua tahun lalu sekarang sebagai single parent dia mulai menjaga Megumi lebih dari sebelumnya, Megumi juga memaklumi hal tersebut toh dia sayang ayahnya juga.






Megumi akhirnya sampai di apartemen barunya, Toji tidak sempat mengantarnya katanya karena ada urusan di tempat kerja.

Semua surat menyurat sudah diurus Toji, sebagian barang Megumi pun sudah diantarkan di hari sebelumnya, sisanya tinggal pakaian Megumi.

Megumi melihat lihat tempat yang akan menjadi tempat tinggalnya ini, hanya satu kata bisa mendeskripsikannya...


Berlebihan!


Apartemen yang disewa Toji ini tipe 1br dengan kamar yang luas dilengkapi kasur queen size.

Bukannya Megumi tidak suka, tapi yang berlebihan itu tidak baik kecuali uang. Megumi pasrah saja nanti dia akan sesekali memanggil Yuuji dan Nobara buat menginap.



Setelah memeriksa dapur, dia kemudian mengatur pakaiannya di lemari.

Megumi mengantuk, dia membaringkan dirinya dikasur, dia melihat kesamping tempat 'anak-anaknya' ditaruh, Ayahnya benar benar mengerti dirinya karena dia telah mempersiapkan rak khusus untuk 'anak-anak' Megumi, yaitu buku-bukunya.

Toji tahu kalau anaknya ini tidak bisa berpisah dengan buku-bukunya, makanya dia membelikan rak khusus untuk ditempatkan di apartemen putranya.




Megumi mengambil satu buku untuk dibaca, 'Malevolent Shrine' salah satu buku favorit dia menceritakan seorang dewa yang perlahan mulai dilupakan oleh pengikutnya, dewa yang dahulu sangat diagung agungkan seiring berkembangnya zaman kini dilupakan, plot yang menarik dari buku ini ketika sang dewa yang saat saat terakhirnya menjelajahi ruang dan waktu melihat kembali rekapan kehidupannya dan juga kehidupan beberapa pengikutnya, buku ini sudah berkali kali Megumi baca dan ia tidak pernah bosan sama sekali.

Penulis buku ini bernama 'Ryo Dent' mungkin nama pena pikir Megumi, Ryo Dent ini salah satu penulis favorit Megumi, dia bahkan memiliki setengah dari buku yang ditulis Ryo Dent.

Setelah membaca tiga bab dia mengalihkan pandangannya melihat pemandangan didepannya "bagus... pemandangannya bagus sekali..." dia tersenyum, Ayahnya benar benar memperhatikan sampai kedetail-detailnya.


"Ryo Dent yah..." tiba tiba ada suara yang mengintrupsi Megumi. Megumi dengan cepat mengalihkan pandangannya ke arah balkon disebelah terlihat pria dengan tato dan rokok yang memandanginya.

Melihat Megumi yang memandanginya terlalu intens pria itu tertawa kecil "haha, kamu gausah takut aku bukan preman"

Megumi terkesiap melihat tawa kecil pria itu 'kok ganteng sih..' pikirnya dalam hati.

"iya..."

"baru pindah?"

"iya..."

"lagi kuliah?"

"iya..."

"nama kamu siapa?"

"iya...eh?" Megumi misuh misuh sendiri kenapa dari tadi dia cuman bisa jawab 'iya' tidak mungkin gara gara tawa kecil itu.

"Megumi... Nama aku Megumi"

"Sukuna, Ryomen Sukuna. Udah kerja dan masih single"

"eh..?"

"haha, gapapa lucu aja liat muka bingung kamu..."

Entah kenapa pipi Megumi memerah 'kenapa pake ketawa sih kak' pikir Megumi dalam hati lagi.

"kakak tau Ryo Dent?"

"tau, kan dia terkenal..."

"tapi baru kali ini aku ketemu sama orang yang tau juga, kakak suka baca buku apa?"

Sukuna tersenyum kecil melihat Megumi yang tiba tiba cerewet.

"emm 'The Dark Shaman'.."

"wah buku itu salah satu buku langka, aku udah cari cari gapernah ketemu katanya cuman dikit yang dicetak"

"Megumi mau pinjem?"

"Mau!" Megumi terhenti dia malu sendiri dengan nada excited dia, dengan suara pelan dia melanjutkan perkataannya "kalo kakak ngebolehin..."

"yaudah entar kesini aja ambil bukunya.."

"sekarang aja kak.."

"haha iya iya kamu kesini aja"


'bisa gak sih gausah ketawa kan jadi bertambah gantengnya'

Comments

Popular posts from this blog

06. Ten Stories